KONSUMSI
produk tembakau di indonesia menunjukkan tren terus meningkat. Jumlah perokok
di dipublikasikan badan kesehatan dunia (WHO). ‘’Data GATS 2011 menunjukkan
pravalensi merokok orang dewasa indonesia sebesar 34,8 persen yang yang terbagi
atas 67,4 persen laki-laki, dan 4,5 perempuan,’’ ujar dr Tjandra Yoga Aditama,
direktur jenderal pengendalian penyakit
penyehatan lingkungan kementriaan kesehatan RI dalam paparnya di jarkarta,
senin (11/11) Jumlah perokok terbesar saat ini adalah kalangan remaja berusia
15-19 tahun.
Yang
memprihatinkan, sebanyak 20.3 persen anak usia sekolah berusia 13-155 tahun
sudah mulai merokok perokok pemula usia 10-14 tahun naik dua kali lipat dalam
10 tahun terakhiir. Yakni, dari 9,5 persen pada tahun 2001 menjadi 17,5 persen
pada 2010.
Perlu ada kesadaran untuk menghindari bahaya rokok
karena di dalam setiap batang rokok terkandung 4.000 jenis senyawa kimia
beracun tersebut, sebanyak 43 di antaranya beresifat karsinogenik dengan
komponen utamanikotin (zat berbahaya kecanduan), tar (bersifat karsinogenik),
dan CO yang bisa menurunkan kandungan oksigen dalam darah. Merokok dapat
menyebabkan berbagai penyakit, khusussnya kaker paru, stroke, penyakit paru
obsruktif kronik, penyakit jantung kroner, dan gangguaan pembuluh darah,
disamping menyebabkan penurunan keseburan, peningkatan insiden hamil di luar
kandungan, gangguan pertumbuhan janin, (fisik dan IQ), Kejang pada kehamilan,
gangguaan iminitas bayi dan peningkatan kematian perinetal. ’’selain berdampak
buruk bagi kesehatan perokok itu sendiri, asap rokok orang lain (AROL) juga berbahay a kesehatan bagi orang
di sekitar nya (Perokok Pasif).
Dia
menjelaskan, monculnya kebiasaan merokok sejak remaja di mindonesia dipengaruhi
beberapa sebab, “alasan pertama kali merokok yang paling dominan adalah karna
coba-coba, di ikuti oleh pengaruh iklan di telivisi, ingin kelihatan gagah, dan
di paksa teman,’’ ujar dr Tjandra’
Menurutnya,
remaja harus di beri pemahaman bahwa rokok bukan satu-satunya sarana pergaulan.
Mereka harus di beri pemahaman yang benar termasuk dampak negatif dari perokok.
‘’Pada
remaja harus di tanamkan nilai agar jangan malu mengatakan bahwa dirinya kita
bukan perokok, perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok, hindari
sesuatu yang terkait tentang rokok (sponsor, iklan, poster, rokok gratis), dan
lakukan hal-hal positif seperti olah raga, membaca, atau hobi lain yang menyehatkan .